Malik Fadjar “Masuk” NU, Gara-gara Rokok Haram di Muhammadiyah (Sebuah Anekdot) Oleh: Moeslim Abdurrahman Allahuyarham Editor: Sudono

Yogyakaryata,harianmerdekapost.com-Prof. Dr. A Malik Fadjar, tokoh Muhammadiyah dikenal perokok berat. Padahal pada 2010 Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah mengeluarkan keputusan bahwa merokok hukumnya haram.

Suatu hari, Malik Fadjar terlihat sedang asyik merokok di sudut bandara. Ketika itu, pada saat bersamaan Kiai Hasyim Muzadi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1999-2010, secara tidak sengaja melihat koleganya itu.

Kiai Hasyim Muzadi kemudian menegur, “Lho, sampean Muhammadiyah kok merokok?”

Tidak kehabisan akal Malik Fadjar, yang mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan jawaban, “Oiya, aku sedang pindah NU (Nahdlatul Ulama).”

Kiai Hasyim Muzadi agak tercengang dengan jawaban itu. “Lho, nanti kalau rokoknya sudah habis?”

“Ya, pindah Muhammadiyah lagi,” ucap Malik Fadjar.

Kiai Hasyim Muzadi tentu saja terkekeh. Begitu pula dengan dengan Malik Fadjar. Kedua tokoh ini semasa hidupnya, sama-sama tinggal di Malang, meski aktivitas keduanya lebih banyak di Jakarta.

Soal rokok menjadi tradisi tak terpisahkan dengan kalangan NU. Meski pada paruh usianya, Kiai Hasyim Muzadi justru meninggalkan rokok. Berbeda dengan Malik Fadjar yang hingga akhir hayatnya tetap konsisten dengan kegemarannya itu.

*) Anekdot ini dikisahkan Moeslim Abdurrahman, kader Muhammadiyah yang dekat dg KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Untuk mereka, Alfatihah.

Sumber: GWA Angkringan KBPII Yogya