Pamekasan, harianmerdekapost.com – Komunitas Blater Madura (KOBRA) siap mendukung dan berada di garda depan dalam mengkawal dan melindungi Ulama’, Habaib, Ustadz dan Masyarakat dalam segala persoalan
Sejumlah perwakilan tampak hadir dalam deklarasi tersebut, diantaranya Herman Felani, Azif Mawardi, Abd. Kholis dan beberapa blater lainnya.
KOBRA di Deklarasikan oleh sejumlah orang dari berbagai unsur, dari pertemuan itulah lahirlah misi penyelamatan dan perlindungan terhadap Ulama, Masyayikh, Ustadz dan Masyarakat dari ancaman keamanan dan hal negatif lainnya
Misi tersebut bukan melunturkan kepercayaan kepada Pihak berwenang, namun sebagai bentuk dukungan terhadap kinerja petugas keamanan dan penegak hukum dalam menjaga sepremasi hukum yang profesional.
Hal ini di ungkapkan Herman Felani saat ditemui ditempat deklarasi yang berlokasi di Areal Monumen Arek Lancor Pamekasan, Selasa (15/9/2020).
“Tidak ada maksud lain, ini hanya sebagai bentuk kecintaan kami pada ulama, Masyayikh, Muballighin, habaib, dan Masyarakat secara umum,” Kata dia
Lebih lanjut Pria berjenggot ini menjelaskan, terbentuknya KOBRA sebagai double savety bagi jaminan keamanan Para Ulama’, Masyayikh, Habaib dan masyarakat dari segala bentuk ancaman termasuk memberikan dukungan atau advokasi hukum.
“Bukan tidak percaya pada institusi keamanan, tapi ini sebagai wujud kecintaan kami pada guru kami, pada ulama kami, pada habaib kami, jadi kami KOBRA siap di garda depan dalam memberikan pengawalan dan jaminan keamanan, kami tidak rela ulama kami dikriminalisasi,” Paparnya.
Tak hanya itu, KOBRA juga siap memberikan perlindungan dan advokasi hukum bilamana ulama dihadapkan pada persoalan yang mengarah pada proses hukum
Herman juga menyinggung persoalan pencatutan nama ulama dalam ijin berdirinya Kota Cynema Mall (KCM), pihaknya siap memberikan dukungan penuh bagi Ulama’ yang namanya di catut oleh Pihak terkait
Tidak hanya itu, KOBRA secara garis besar selalu memberikan dukungan pada setiap pandangan dan gagasan yang lahir dari tubuh majelis ulama dan masyayikh termasuk pada penutupan tempat maksiat secara permanin
“Ya semuanya mas, selama gagasan tersebut lahir dari tubuh atau majelis ulama dan masyayikh kami dukung secara total, termasuk penutupan tempat maksiat secara permanin'” Imbuhnya
Senada disampaikan Abd. Kholis Perwakilan Blater Palengaan, menurutnya, KOBRA terbentuk sebagai wujud dukungan dan kecintaan kepada Para Ulama dan Masyayikh
“Kami sepakat memberikan jaminan keamanan bagi ulama kita, baik ancaman keamanan seperti yang sudah muali marak terjadi, juga perlindungan dan advokasi hukum, kami siap bersama ulama,” Terang Pria berbadan tegap ini
“Jujur, KOBRA ini terbentuk tanpa kepentingan apapun, kami murni terpanggil untuk pasang badan demi memberikan dukungan pada guru- guru kami, baik secara fisikly maupun advokasi hukum,” Sambung Kholis
M. Najib dari Blater Pegantenan berharap, Penegak Hukum di Kabupaten Pamekasan terus meningkatkan profesionalitasnya agar tidak terjadi dekadensi kepercayaan masyarakat
“Khususnya Polres Pamekasan, mari bekerja secara profesional dan transparan, ungkap apapun yang harus diungkap, agar tidak ada kalimat Hukum tajam kebawah dan tumpul keatas,” Kata Najib
“Namun kami percaya kepada Polres, apapaun yang menjadi persoalan termasuk pemalsuan tandatangan atau pencatutan nama ulama dalam ijin KCM juga ditindak lanjuti dengan bijak tanpa pandang bulu,” Sambungnya
Suhdi dari Palengaan meminta kepada semua pihak, termasuk Polres Pamekasan, Kejaksaan Negeri Pamekasan, dan seluruh Badan Penegak Hukum untuk terus memproses persoalan hukum secara tegas, adil dan transparan
“Kami harap Para penegak hukum, termasuk Polres dan Kejaksaan agar memproses persoalan yang terjadi di pamekasan dengan tuntas dan profesional, termasuk soal pencatutan nama Ulama dalam ijin berdirinya KCM.” pungkasnya (HMP/ M. Bahri)