Aceh, harianmerdekapost.com – Ketua Serekat Buruh Sejahtera Indonesia Prov aceh Tgk Ishak Yusuf Angkat bicara, Kehadiran Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada Sidang Paripurna Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Qanun (Raqan) Aceh, tentang Pertanggung jawaban Pelaksanaan (LPJ) Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2019, sangatlah penting.
“Yaa, kehadiran Plt Gubernur penting dalam LPJ,” kata ayah Ishak melalui media ini lewat sambungan telponya, Senin, (2/-9 2020). Karena itu, bila Nova Iriansyah justeru tak hadir, ini sama artinya dengan pelecehan terhadap legislatif atau DPR Aceh.
Menurut ayah Ishak Nova Iriansyah sebagai top manajemen di eksekuitif Pemerintah tertinggi di Aceh dan pejabat yang menandatangani serta melaksanakan seluruh kegiatan APBA 2019. “Karena itu, kehadiran Plt Gubernur penting dalam LPJ. Kalau tidak hadir, ini sebuah bentuk pelecehan terhadap legislatif,” ujar Ayah Ishak juga Mantan Staf Ahli Ketua DPRA .
Dalam sidang paripurna seperti itu, sebut ayah Ishak tidak seharusnya diwakilkan. Termasuk kepada Sekretaris Daerah (Sekda). Sebab, soal keterwakilan tadi, bisa dilakukan siapapun. Misal, Asisten I, II, dan III. Termasuk kepala dinas (SKPA). “Tapi ini tidak etis dan mencerminkan etika serta saling menghormati,” jelas ayah Ishak
Bahkan lanjut Ayah ishak jika hubungan antara eksekutif dan legislatif tidak harmonis, maka rakyat Aceh yang rugi. Karena mengganggu proses pembangunan di Aceh.
Sebut ayah Ishak apa yang dilakukan DPR Aceh dalam sidang paripurna penyampaian dan pembahasan Raqan LPJ APBA tahun 2019, merupakan proses pengawasan dari legislatif kepada eksekutif, karena itu jika tidak hadir, tentu mengganggu berbagai proses yang ada.
“Jika terus mempertontonkan sikap yang tidak baik seperti ini, maka rakyat akan sangat paham dan tahu mengenai karakter serta sikap legislatif dan eksekutif kita saat ini,” ungkap ayah Ishak.
Ayah Ishak menambahkan jika kedua pemangku kekuasaan dan kebijakan di aceh terus menciptakan kegaduhan , jelas Aceh tidak akan normatif jalannya perencanaan pembangunan, akan sia-sialah hak kedaulatan yang di berikan oleh rakyat acsh, lebih baik kembalikan ke rakyat sebelum rakyat menuntut mundur uarai ayah Ishak.
Menurut ayah Ishak yg juga mantan ketua partai buruh Aceh . Perlu ada orang sosok pemangku yang mampu Menyelesaikan persoalan dua lembaga Terhormat ini eksekutif dan Legeslatif, jangan sampai menjadi panggung sandiwara kekuasaan yang memalukan yang selalu mereka pertontonkan untuk rakyat Aceh.
ayah Ishak menilai ketika ada kegaduhan kedua Lembaga Tertinggi di Aceh ini yang mulia paduka Wali Nanggroe jangan hanya diam seharusnya beliau yang di Gaji oleh rakyat Aceh dengan tugas mempersatukan perpecahan di Aceh. Seharusnya bersuara untuk menengahinya. supaya senetron yang di mainkan oleh kedua lembaga ini eksekutif dan Legeslatif , sudah harusnya di akhiri supaya energi kita tidak habis di situ saja.
Juga ayah Ishak meminta kedua lembaga ini eksekutif dan legislatif bisa memikirkan secara keseluruhan bagaimana Aceh keluar dari garis kemiskinan tertinggi di Sumatra , ini lah yang menjadi pokok fikiran oleh kedua lembaga itu janganlah membuat gaduh untuk kepentingan kelompok, apalagi sekarang lagi suasana Covid-19 .
Ayah Ishak menambahkan serikat buruh sejahtera Indonesia hadir bersama kaum buruh dan pekerja untuk mengawal dan mengawasi setiap kebijakan pemerintah untuk terwujudnya kesejahteraan rakyat buruh tani dan nelayan jangan sampai uang rakyat di telan oleh para elit Aceh yang bisa membawa kesuatu bencana dan pembodohan serta kemiskinan begi keberlangsungan hidup rakyat banyak, tutup ayah ishak. (wardi)