Surabaya, harianmerdekapost.com – Kapolres Lumajang, AKBP Deddy Foury Millewa, S.H., S.I.K., M.I.K., saat launching tim kuro. Menyuguhkan tarian Sekar jagat dan singo barong, hal ini guna melestarikan seni dan budaya yang ada di Lumajang. Kapolres Juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak ragam budaya sehingga masyarakat perlu melestarikan budaya tersebut.
Kapolres menjelaskan, terkait tim Kuro, Kura-kura sendiri juga memiliki filosofi sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang unik hidup dari jaman prasejarah hingga saat ini. Kura-kura bersifat pelan namun pasti tubuhnya dilengkapi dengan perisai keras di cangkangnya. Bergerak dalam kesunyian tanpa mengabaikan keselamatan diri sendiri. Menggapai tujuan dengan cara sendiri.
“Hakikat kura-kura adalah penyangga pondasi pengaman ditingkat bawah hingga puncak pendakian yang artinya sebagai pondasi pijakan pengaman dari bawah sebagai Dharmamu,” jelas Kapolres AKBP Deddy Foury Millewa, S.H., S.l.K., M.l.K., pada saat dilaksanakan melaunching tim Kuro polres Lumajang, Kamis, (13/08/2020).
Masih AKBP Deddy, tim kuro ini dalam kegiatan sehari-hari adalah cara menciptakan Kamtibmas mengutamakan pendekatan kepada masyarakat yakni secara preentif dan preventif.
“Semua permasalahan maupun gangguan Kamtibmas akan bisa dengan mudah untuk diselesaikan kalo dengan cara pendekatan kepada masyarakat, ya tentunya dengan preentif dan preventif,” jelas perwira dengan dua melati dipundaknya itu.
Kapolres Lumajang juga menyampaikan. “Bahwa tim kuro yang dibentuknya benar-benar mengedepankan preentif preventif yakni lebih mengutamakan pendekatan dan persahabatan,”tutup orang nomer satu di Mapolres Lumajang tersebut. (Bairi)
