Sidoarjo,harianmerdekapost.com-Bungaku bukan mawar biru
juga bukan Cempaka kelabu
apa lagi Teratai ungu
Bungaku cuma Sekar Petak
Putih warnanya
Wangi baunya
Sejak dulu
Hingga kini
Yang kutanam
Di atas sepotong tanah surga
Sekar Petak namanya
Sebagai pusat peradaban
Ilmu pengetahuan
Penanaman aqidah lslamiyah
Madrasa lbtidaiyah Muhammadiyah
Namanya
Tahun 1960an berdirinya
Anak anak desa
Termasuk saya
Menuntut ilmu di sana
Dengan riang gembira
Berjalan dengan telanjang kaki
Baju seadanya
Menuju tanah peradaban
Sekar petak
Yang dirintis Pak Guru Mufti
Pemuda desa
Alumni pesantren
Dengan riang gembira
Belajar alif ba’ ta’
Dengan suka ria
Mengeja a be ce de
Dengan semangat
Menghitung satu dua tiga
Pak guru Mufti juga mengajari
membaca alam
Nuturi ilmu sangkan paraning dumadi
Anak anak selalu
Duduk rapi
Depan Pak guru Mufti
Guru kita sejati
Guru tak bergaji
Gajinya hanya harum bunga Sekar Petak mewangi
Bunga Sekar Petak
yang kita tanam dulu
perlu perawatan karena umurnya sudah tua sekali
hampir lapuk
Sekar Petak
Saksi bisu pada anak anak desa Dengok-Paciran
Yang sekolah telanjang kaki
Tak bersandal
Apa lagi sepatu
Kelingan zaman itu
Ingin rasanya sekolah lagi
Di Sekar Petak
gak pake sandal
baju seadanya
Jarit sisa bunda
Celana lungsuran kakak
Kebaya bekas
Beli di rombeng
Begitu juga makan minum seadanya
Sering ke sekolah belum makan
Hanya minum di gentong depan rumah orang
Airnya dari sumur
Tanpa dimasak
Bismillah
Rasanya nikmat
Masuk tubuh jadi sehat