Ansor Guluk Manjung Lakukan Santunan Anak Yatim dan Orasi Keansoran

Sumenep, harianmerdekapost.com – Semarak Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 banyak dilakukan oleh berbagai organisasi dan instansi, baik yang berafiliasi dengan pemerintah ataupun mandiri. Hal itu pula yang dilakukan oleh Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Guluk Manjung, Kecamatan Bluto Sumenep.

Bertempat di Balai Desa Guluk Manjung, PR. GP. Ansor desa Guluk Manjung Bluto melaksanakan kegiatan membaca Shalawat Nariyah, Orasi Ke-Ansor-an, dan Santunan Anak Yatim kepada warga setempat, Ahad, 16/08/20.

Ketua PR. GP Ansor Guluk Manjung, sahabat Wildan Firdaus menuturkan, bahwa santunan ini tidak hanya dilakukan ketika momen kemerdekaan saja, akan tetapi dilakukan secara berkala setiap waktunya.

“Secara berkala kami akan terus melakukan santunan terhadap anak yatim. Mohon doa dan dukungannya,” terang Sahabat Wildan.

Ketua PAC GP Ansor Bluto, sahabat Suhaidi, M.Pd., saat ditemui di lokasi menyampaikan bahwa, ia sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh PR GP Ansor Guluk Manjung ini.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh sahabat-sahabat Ansor Guluk Manjung ini. Harus saya katakan bahwa Ansor Guluk Manjung ini merupakan salah satu Ranting Ansor percontohan yang ada di Bluto,” kata sahabat Suhaidi.

Orasi ke-Ansor-an diisi oleh sahabat Rofiqi, S.Pd., selaku sekretaris PAC GP Ansor Bluto. Dalam orasinya ia menyampaikan bahwa, ada
Lima karakter yang harus dimiliki oleh kader Ansor, yaitu; 1) Karakter Pemuda, 2) Karakter kebangsaan, 3) Karakter keIslaman, 4) Karakter kerakyatan, dan 5) Karakter kekompakan.

“Kelima karakter ini harus dimiliki oleh kader Ansor. Kader Ansor akan kuat dan maju jika kelima karakter tersebut berjalan beriringan,” tegas sahabat Rofiqi.

Sahabat Rofiqi dalam orasinya juga menambahkan bahwa, sejauh ini sebagian besar masyarakat Indonesia tanpa sadar memiliki pemahaman yang kurang tepat dalam memaknai Bangsa dan Negara dalam konteks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Padahal, menurut Agus Sunyoto, kita harus menelaah kronologi perjuangan lahirnya teks proklamasi tersebut. Maka, akan menjadi lebih benar jika menyebutnya dengan “Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia”, bukan dengan “Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia”.

Perlu diketahui, bahwa acara ini mengundang Perangkat Desa, Pengurus Ranting NU, dan para pemuda desa Guluk Manjung. Selain itu acara ini juga dihadiri oleh pengurus PAC GP Ansor Bluto.

Acara dipungkasi dengan pembacaan doa oleh K. Hasan Basri, Katib Ranting NU Guluk Manjung Bluto Sumenep.(Hairul)